Istiqamah: Inti Ajaran Ramadhan

Alhamdulillah, aku memutuskan menulis lagi....
Berada di suasana berbeda. Hadir makhluk Allah baru bernama covid-19. Wallahu a'lam seperti apa bentuknya. Tidak tahu...

Ada yang takut. Ada yang cuek. Ada yang biasa-biasa saja.

Unik memang. Masjid hampir semua tempat lock. Namun pasar tradisional dan modern dibuka. Bahkan yang janggal, ada konser BPIP yang tidak sukses. Cuma dapat 4 Milyar (sumber: https://www.liputan6.com). Besar gak sih? Untuk ukuran penyelenggara organisasi negara?

Hari tadi, saya menunaikan zakat fitrah untuk keluarga. 8 orang. Per orang 3 kg. Total 14 kg. Ada yang bikin tertawa lebar ketika membayar. Lho, koq 8 orang itu siapa saja? Saya cuma tertawa....

Hari ini adalah hari ke-25 Ramadhan. Sebentar lagi usai.

Ramadhan kali ini tidak seperti tahun sebelumnya. Tidak ada suasana shalat tarawih di masjid. Tidak ada suasana takjil di masjid. Tidak ada suasana tadarrus selesai shalat tarawih plus jaburannya. Tidak ada kuliah shubuh.

Covid-19 merubah semuanya. Namun, tidak merubah esensinya. Semua tetap berpuasa. Menjalankan dengan penuh perasaan. Terutama merasakan lapar. Berat. Tapi itu taklif ilahiyah. Adanya sami'na wa atha'na. Walau sendirian di kamar. Walau anak santri semua pulang. Walau tiada yang melihat...

Kewajiban puasa tetap dijalankan. Sahur dan berbuka tetap dilakukan. Shalat 5 waktu terus dijaga. Shalat tarawih tetap ditegakkan. Memperbanyak membaca al-Qur'an tetap dijalankan. Menambah kualitas sedekah tetap diupayakan. Merutinkan dzikir setelah shalat dan pagi sore terus dibiasakan.... dan seterusnya.

Yang susah, itu mengkaji kitab Miftahul Khithobah setiap habis shalat shubuh. Anak-anakku tumbang semua alias gak bisa melek. Akhirnya hanya ke istri saja menyampaikan isi gurih kitab itu yang kontennya dalil al-Qur'an dan dalil al-Hadis atas tema-tema pokok dalam syariat Islam.

Sedih memang, jama'ah bersama masyarakat hilang, shalat jum'at hilang.

Tahun ini saya kejatah ngisi khotbah ied di Masjid Kaliduren 3, tempat ustadz Edi Rohman. Masjidnya di kampung, tapi kegiatannya masya Allah. Masjidnya makmur. Gak kalah dengan masjid di Baitul Arqom Sumampir Purwokerto.

Dapat kiriman dari teman dunia maya baru, tentang menghidupkan 10 hari terakhir Ramadhan. Intinya, supaya menghidupkan malamnya. Agar mendapatkan barakah Lailatul Qadr. Malam 1000 bulan kebaikan. Melalui hadis Aisyah, supaya banyak melantukan doa:

ALLAHUMMA INNAKA 'AFUWWUN TUHIBBUL 'AFWA FA'FU 'ANNI

Masya Allah. Allahumma balligh! Ya Hayyu Ya Qayyum....

Apa yang diajarkan Ramadhan tak lain adalah penggemblenggan jiwa, tazkiyah nafs. Agar istiqamah dalam mentaati perintah dan menjauhi larangan syariat-Nya. Kata sahabat Ibnu Abbas, istiqamah adalah amalan terberat dalam agama.

Ya Rabb, karuniai saya dan keluarga saya sikap istiqamah.
Ya Rabb, lewat Ramadhan ini, hidupkanlah 11 bulan setelahnya dengan sikap istiqamah.
Ya Rabb, jadikan kami, keluarga, dan keturunan kami para penegak shalat
Ya Rabb, terimalah doa-doa kami.

Shollu 'alannabiy!

Komentar